
AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN IBU PEKALONGAN
SK MENDIKNAS NO. 60/D/O/2008
Rabu, 18 April 2012
INFEKSI PROTOZOA TOKSOPLASMOSIS

ANEMIA DALAM KEHAMILAN
Rabu, 11 April 2012
PARTUS PRESIPITATUS
Adalah persalinan yang berlangsung lebih pendek dari normal yang sering berlangsung antara 2-3 jam
Jarang terjadi pada primi Para, sering muncul pada kehamilan lebih dari satu ( multi para ),Persalinan cepat atau Partus presipitatus, sebagai akibat dari his yang terlalu kuat dan kurangnya pertahanan dari jalan lahir. Partus cepat sangat membahayakan bagi ibu maupun bayinya.
Prognosa
Pada Ibu
Tergantung pada penanganan dan pengawasan post partum .Jika pengawasan dan penaganan post partum maksimal maka komplikasi yang timbul hampir tidak ada, tapi jika pangawasan dan penanganan post partum tidak maksimal dapat menimmbulkan perdarahan hebat saat Kala IV
Pada Bayi
Dapat terjadi trauma kepala oleh kerana bayi seperti dilempar dari kafum uteri keluar, sehingga dapat menjadikan cidera pada otak maupun terjadi Hypoksia ,disebabkan oleh his yang terlalu kuat.sehingga mengakibatkan oksiginasi yang kurang.
Komplikasi
Trauma pada bayi sangat berfariasi ,seperti dapat terjadi persalinan “Kebrojolan,”karena kurangya persiapan dari si Ibunya sendiri,Jatuh saat perjalanan menuju tempat persalinan.atau jatuh di kamar mandi . dari hasil Anamnesa biasanya ibu mengeluh belum merasakan kenceng 2 seperti pada anak pertama,sehingga his permulaan yang belum teratur sering diabaikan
Komplikasi pada ibu
Komplikasi yang sering pada ibu ,sering nya terjadi perdarahan post partum pada kala IV. Kejadian perdarahan post partum disebabkan karena terlalu cepatnya isi dalam kavum uteri keluar ,sementara otot2 rahim belum maksimal berkontraksi
Penapisan awal
1. Penting dalam anamnesa awal apakah riwayat persalinan cepat ? riwayat perdarahan post partum sebelumnya ? sehingga antisipasi bisa dilakukan
Perlunya penerapan manajemen aktif pada kala IV dengan menggunakan pedoman APN sangat membantu dalam mengatasi perdarahan post partum pada kasus Partus Presipitatus.Yang sering terjadi kecurian pengawasan saat Poat pratum 15 menit pertama pada pengawasan satu jam pertama,Kurang diperhatikan Tingginya Fundus Uteri ,( TFU ) Pada kasus partus presipitatus memang Uterus Kontraksi sering dijumpai baik, tapi TFU akan dejumpai lebih tinggi dari TFU Post Partum yang normal ( 2 jari diatas Pusat )Ini suatu bukti bahwa masih berlangsung perdarahan banyak yang tersembunyi. Disampaing tanda tersebut,ada gajala pre-chok secara tiba2 keringat dingin, pusing, dan lemes ( les2an ) Bidan atau praktikan kadang 2 hanya memperhatikan darah yang keluar lewat vagina tapi tidak memperhatikan keadaan umum dan TFU nya
Panatalaksanaan
Meliputi
1. Perbaikan Ku Ibu dengan Rehydrasi cairan elektrolot ( R.l )
2. Segera lakukan massage uterus, dan mengeluarkan isi kafum uteri dengan melakukan sedikit penekanan pada fundus untuk mengeluarkan stolsel ( gumpalan darah )
3. Ajarkan ibu / keluarga untuk melakukan massage secara perlahan
4. Lakukan pemeriksaan HB, Ct /Bt, penting untuk perbaikan selanjutnya
Pesan untuk Bidan maupun Praktikan
Agar selalu mengawasi ibu post partum dengan metoda APN ,yaitu : pengawasan selama 2jam post partum ,( tiap 15 mnt pada 1jam poat partum , dilanjutkan tiap ½ jam pada jam ke 2 poat partum )
Meliputi
1. Keadaan umum ibu
2. Vital saing
3. Uterus kontraksi
4. Tinggi Fundus Uteri
5. Perdarahan pervagina.
6. Kandung kemih
Referensi:
Buku Obstetri dan Patologi
Prof. Sulaiman Sastrawinata dkk
Penulis Mulhayinah, SST
Minggu, 01 Januari 2012
Selasa, 16 Juni 2009
BERAT BAYI LAHIR RENDAH

oleh : Diah Atmarina Yuliani, S.SiT
Berat lahir bayi normal antara 2.500-4.000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram, tanpa memandang usia kehamilan. BBLR dibedakan menjadi dua bagian: pertama, BBL sangat rendah bila berat lahir kurang dari 1.500 gram, dan kedua, BBLR bila berat lahir antara 1.501-2.499 gram Penyebab BBLR sangatlah multifaktorial, antara lain asupan gizi ibu sangat kurang pada masa kehamilan, gangguan pertumbuhan dalam kandungan (janin tumbuh lambat), faktor plasenta, infeksi, kelainan rahim ibu, trauma, dan lainnya. Pada saat persalinan, BBLR mempunyai risiko kurang menyenangka, yaitu asfiksia atau gagal untuk bernapas secara spontan dan teratur saat atau beberapa menit setelah lahir. Hal itu diakibatkan faktor paru yang belum matang. Risiko lainnya adalah hiportemia (suhu tubuh 6,5 167 C). Karena itu, perhatian dan pelayanan atau perawatan BBLR dimulai sejak lahir dan sebaiknya persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di puskesmas, rumah sakit, atau rumah sakit bersalin)
Perawatan BBLR
Prinsip penting dalam perawatan BBLR setelah lahir adalah mempertahankan suhu bayi agar tetap normal, pemberian minum, dan pencegahan infeksi. Bayi dengan BBLR juga sangat rentan terjadinya hiportemia, karena tipisnya cadangan lemak di bawah kulit dan masih belum matangnya pusat pengatur panas di otak. Untuk itu, BBLR harus selalu dijaga kehangatan tubuhnya. Cara paling efektif mempertahankan suhu tubuh normal adalah sering memeluk dan menggendong bayi. Ada suatu cara yang disebut metode kangguru atau perawatan bayi lekat, yaitu bayi selalu didekap ibu atau orang lain dengan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu, terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan pemberian imunisasi sesuai dengan jadwal. Untuk tumbuh, BBLR harus mendapat asupan nutrien berupa minuman mengandung karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin yang lebih dari bayi bukan BBLR. Penting diperhatikan agar zat tersebut betul-betul dapat digunakan hanya untuk tumbuh, tidak dipakai untuk melawan infeksi. Biasanya BBLR dapat mengejar ketinggalannya paling lambat dalam enam bulan pertama.