Rabu, 18 April 2012

INFEKSI PROTOZOA TOKSOPLASMOSIS

Sekapur sirih
Di negara berkembang seperti Indonesia . persiapan kehamilan yang sehat masih menjadi kendala dan sengat jarang di ketahui oleh kalangan menengah kebawah, sehingga kejadian cacad janin, maupun persalinan kurang bulan masih belum dipahami oleh masyarakat tentang penyebabnya .Dalam budaya jawa jika menjumpai keluarganya yang melahirkan cacad pada bayinya, biasanya memprediksikan perbuatan ayahnya yang kurang hati-hati, Misalnya pernah membunuh binatang ,memukul binatang sampai luka, saat isterinya hamil. presepsi seperti itu sekarang harus dihilangkan karena kecacatan bayi, atau timbulnya abortus yang berulang, maupun persalinan pre- term ,pasti ada penyebabnya yang perlu diketahui oleh masyarakat.
Kucing Binatang yang banyak digemari oleh sebagian banyak kalangan Untuk dapat memiliki banyak cara ,yang digunakan mulai dari yang mengadopsi lewat relasi maupun dengan jalan mengeluarkan kocek yang tidak sedikit , dari harga puluhan ribu sanpai dengan ratusan ribu.Melihat bentuknya merupakan binatang yang menggemaskan apalagi kucing yang dipelihara . Jika terpelihara memang bagus, bersih, dan lucu, yang tentu saja mengasyikkan Tapi jika kucing ini kucing yang tak terurus ( liar ),maka perlu diragukan kesehatanya .Inilah menjadi penyebab timbulnya Firus protozoa.
Penyakit yang berhubungan dengan Infeksi Protozoa, banyak menimbulkan kecacatan pada bayi walaupun belum muncul pada saat lahir, namun dapat muncul saat anak menginjak usia 2-3 tahun. Penyakit infeksi yang menyertai kehamilan,yang sering tidak terdeteksi, salah satu diantaranya adalah “TOKSOPLASMOSIS.”
TOKSOPLASMOSIS Merupakan penyakit infeksi toksoplasmosis gondili ,yang dapat menyerang siapa saja terutama yang sering kontak dengan hewan,terutama kucing.Bagi ibu yang sedang mengandung sangat membahayakan kandunganya.

Etiologie
Disebabkan oleh sebangsa firus dalam bentuk kista yang dibawa oleh kotoran hewan ( kucing )yang terpapar oleh Firus Toksoplasma ,bisa melalui sayur mentah yang dimakan ( lalapan ), yang memakan daging mentah maupun setengah matang, dan lain-lain yang berhubungan dengan oosis pada kotoran kucing yang terinfeksi
Penularan saat ibu hamil melalui transfer transplacental, yang disebut Toksoplasmosis konginental ,kebanyakan bersifat subklinis.

Gejala :
1. Badan merasakan lemah
2. Nyeri otot
3. Muncul gejala limfadenopati
4. Kadang tanpa gejala awal,yang sering diabaikan oleh orang tua maupun penderitanya sendiri

Komplikasi
1. Jika terinfeksi pada trimester awal terjadi abortus .
2. Jika terkena pada trimester II-III, dapat timbul gejala toksoplasmosis konginental,dengan

gejala:
a. Berat badan lahir rendah / Prematur
b. Hepatosplenomegali
c. Ikterus
d. Anaemia
e. Bebrapa bayi timbul gejala kelainan syaraf dengan kejang
f. Kalsifikasi kranial
g. Retardasi mental
h. Hydrocephal /mikrocepalus
i. Perkembangan lanjut dapat timbul Korioretinitis

Penapisan awal
1. Pemeriksaan serologie toksoplasmosis dilakukan secara rutin baik untuk ibu hamil maupun anak yang dalam masa perkembangan, Titer IgG pada 2x pemeriksaan secara simultan denga jarak waktu yang tepat
2. Jika ditemukan titer yang sangat tinggi dengan perbandingan 1: 512,menunjukan terinfeksi baru
3. Jika ditemukan Titer 1 : 256 pos pada ibu hamil dapat menimbulkan kecacatan ( tuli,retardasi mental,mikro/ mkro sefal
4. Menghindari makan makanan mentah yang pencucianya tidak hygienis
5. Menghindari makanan daging mentah maupun setengan matang
6. Hindari air Roob yang sudah lama /air hujan luapan dari kali/selokan
Penatalaksanaan / pengelolaan
1. Pemeriksaan serologie Titer IgG pada awal kehamilan
2. Pada keluarga yang sering kontak dengan kucing /kotoran hewan
3. Terapi anjuran adalah Spiramisin,dan dapat dikombinasikan dengan pirimetamin + sulfadiasin dosis disesuwekan


Referensi
Buku Obstetri patologi Ilmu kesehatan Reproduksi Edisi 2
Editor : Prof Sulaiman Sastrawinata ,dr, SpOG ( K ) dkk

ANEMIA DALAM KEHAMILAN



Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2. Sering terjadi pada ibu hamil terutama anemia defisiensi besi. Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relative tinggi yaitu 63,5%. Hal ini disebabkan oleh proses pengenceran darah ( hemodilusi ) dimana kadar plasma darah bertambah: 30 %, sel –sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Hal ini berfungsi untuk memperingan kerja jantung. Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi (malnutrisi),kurang zat besi dalam diet, mal absorpsi, kehilangan darah yang banyak (persalinan yang lalu, haid dan lain-lain ) dan penyakit-penyakit kronis: tbc, paru, cacing usus, malaria dan lain-lain.

Gejala dan tanda
Keluhan lemah, pucat, mudah pingsan sementara tensi masih dalam batas normal.
Diagnosis
Pemeriksaan kadar Hb dan darah tepi akan memberikan kesan pertama.
Penanganan
Terapi anemia defisiensi besi dengan preparat besi oral atau perenteral. Terapi oral dengan pemberian preparat besi : fero sulfat, fero gluconat atau Na-fero bisitrat.
Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan.
Program Nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 µg asam folat untuk profilaksis anemia.
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg ( 20 ml )intravena atau 2 X 10 ml/ im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relating lebih cepat yaitu 2 gr %.
Pesan
wanita usia reproduksi agar mengkonsumsi obat penambah darah setiap haid. Tenaga Kesehatan agar memberikan KIE tentang obat penambah darah yang biasanya memiliki efek samping mual, sembelit, feses berwarna hitam serta memotivasi wanita usia reproduksi, hamil dan menyusui untuk mengkonsumsi obat penambah darah.

Referensi :
Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
Abdul Bari Saifuddin dkk
Penulis Maslikhah, S. SiT

Rabu, 11 April 2012

PARTUS PRESIPITATUS

Etyologie
Adalah persalinan yang berlangsung lebih pendek dari normal yang sering berlangsung antara 2-3 jam
Jarang terjadi pada primi Para, sering muncul pada kehamilan lebih dari satu ( multi para ),Persalinan cepat atau Partus presipitatus, sebagai akibat dari his yang terlalu kuat dan kurangnya pertahanan dari jalan lahir. Partus cepat sangat membahayakan bagi ibu maupun bayinya.
Prognosa
Pada Ibu
Tergantung pada penanganan dan pengawasan post partum .Jika pengawasan dan penaganan post partum maksimal maka komplikasi yang timbul hampir tidak ada, tapi jika pangawasan dan penanganan post partum tidak maksimal dapat menimmbulkan perdarahan hebat saat Kala IV
Pada Bayi
Dapat terjadi trauma kepala oleh kerana bayi seperti dilempar dari kafum uteri keluar, sehingga dapat menjadikan cidera pada otak maupun terjadi Hypoksia ,disebabkan oleh his yang terlalu kuat.sehingga mengakibatkan oksiginasi yang kurang.
Komplikasi
Trauma pada bayi sangat berfariasi ,seperti dapat terjadi persalinan “Kebrojolan,”karena kurangya persiapan dari si Ibunya sendiri,Jatuh saat perjalanan menuju tempat persalinan.atau jatuh di kamar mandi . dari hasil Anamnesa biasanya ibu mengeluh belum merasakan kenceng 2 seperti pada anak pertama,sehingga his permulaan yang belum teratur sering diabaikan
Komplikasi pada ibu
Komplikasi yang sering pada ibu ,sering nya terjadi perdarahan post partum pada kala IV. Kejadian perdarahan post partum disebabkan karena terlalu cepatnya isi dalam kavum uteri keluar ,sementara otot2 rahim belum maksimal berkontraksi
Penapisan awal
1. Penting dalam anamnesa awal apakah riwayat persalinan cepat ? riwayat perdarahan post partum sebelumnya ? sehingga antisipasi bisa dilakukan
Perlunya penerapan manajemen aktif pada kala IV dengan menggunakan pedoman APN sangat membantu dalam mengatasi perdarahan post partum pada kasus Partus Presipitatus.Yang sering terjadi kecurian pengawasan saat Poat pratum 15 menit pertama pada pengawasan satu jam pertama,Kurang diperhatikan Tingginya Fundus Uteri ,( TFU ) Pada kasus partus presipitatus memang Uterus Kontraksi sering dijumpai baik, tapi TFU akan dejumpai lebih tinggi dari TFU Post Partum yang normal ( 2 jari diatas Pusat )Ini suatu bukti bahwa masih berlangsung perdarahan banyak yang tersembunyi. Disampaing tanda tersebut,ada gajala pre-chok secara tiba2 keringat dingin, pusing, dan lemes ( les2an ) Bidan atau praktikan kadang 2 hanya memperhatikan darah yang keluar lewat vagina tapi tidak memperhatikan keadaan umum dan TFU nya
Panatalaksanaan
Meliputi
1. Perbaikan Ku Ibu dengan Rehydrasi cairan elektrolot ( R.l )
2. Segera lakukan massage uterus, dan mengeluarkan isi kafum uteri dengan melakukan sedikit penekanan pada fundus untuk mengeluarkan stolsel ( gumpalan darah )
3. Ajarkan ibu / keluarga untuk melakukan massage secara perlahan
4. Lakukan pemeriksaan HB, Ct /Bt, penting untuk perbaikan selanjutnya
Pesan untuk Bidan maupun Praktikan
Agar selalu mengawasi ibu post partum dengan metoda APN ,yaitu : pengawasan selama 2jam post partum ,( tiap 15 mnt pada 1jam poat partum , dilanjutkan tiap ½ jam pada jam ke 2 poat partum )
Meliputi
1. Keadaan umum ibu
2. Vital saing
3. Uterus kontraksi
4. Tinggi Fundus Uteri
5. Perdarahan pervagina.
6. Kandung kemih

Referensi:
Buku Obstetri dan Patologi
Prof. Sulaiman Sastrawinata dkk
Penulis Mulhayinah, SST

Selasa, 16 Juni 2009

BERAT BAYI LAHIR RENDAH



BERAT BAYI LAHIR RENDAH
oleh : Diah Atmarina Yuliani, S.SiT

Berat lahir bayi normal antara 2.500-4.000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.

BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram, tanpa memandang usia kehamilan. BBLR dibedakan menjadi dua bagian: pertama, BBL sangat rendah bila berat lahir kurang dari 1.500 gram, dan kedua, BBLR bila berat lahir antara 1.501-2.499 gram Penyebab BBLR sangatlah multifaktorial, antara lain asupan gizi ibu sangat kurang pada masa kehamilan, gangguan pertumbuhan dalam kandungan (janin tumbuh lambat), faktor plasenta, infeksi, kelainan rahim ibu, trauma, dan lainnya. Pada saat persalinan, BBLR mempunyai risiko kurang menyenangka, yaitu asfiksia atau gagal untuk bernapas secara spontan dan teratur saat atau beberapa menit setelah lahir. Hal itu diakibatkan faktor paru yang belum matang. Risiko lainnya adalah hiportemia (suhu tubuh 6,5 167 C). Karena itu, perhatian dan pelayanan atau perawatan BBLR dimulai sejak lahir dan sebaiknya persalinannya ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di puskesmas, rumah sakit, atau rumah sakit bersalin)


Perawatan BBLR

Prinsip penting dalam perawatan BBLR setelah lahir adalah mempertahankan suhu bayi agar tetap normal, pemberian minum, dan pencegahan infeksi. Bayi dengan BBLR juga sangat rentan terjadinya hiportemia, karena tipisnya cadangan lemak di bawah kulit dan masih belum matangnya pusat pengatur panas di otak. Untuk itu, BBLR harus selalu dijaga kehangatan tubuhnya. Cara paling efektif mempertahankan suhu tubuh normal adalah sering memeluk dan menggendong bayi. Ada suatu cara yang disebut metode kangguru atau perawatan bayi lekat, yaitu bayi selalu didekap ibu atau orang lain dengan kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu, terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan pemberian imunisasi sesuai dengan jadwal. Untuk tumbuh, BBLR harus mendapat asupan nutrien berupa minuman mengandung karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin yang lebih dari bayi bukan BBLR. Penting diperhatikan agar zat tersebut betul-betul dapat digunakan hanya untuk tumbuh, tidak dipakai untuk melawan infeksi. Biasanya BBLR dapat mengejar ketinggalannya paling lambat dalam enam bulan pertama.


Selasa, 09 Juni 2009





Kagiatan Mahasiswa Akademi Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan