Rabu, 18 April 2012

ANEMIA DALAM KEHAMILAN



Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2. Sering terjadi pada ibu hamil terutama anemia defisiensi besi. Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia relative tinggi yaitu 63,5%. Hal ini disebabkan oleh proses pengenceran darah ( hemodilusi ) dimana kadar plasma darah bertambah: 30 %, sel –sel darah 18% dan hemoglobin 19%. Hal ini berfungsi untuk memperingan kerja jantung. Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi (malnutrisi),kurang zat besi dalam diet, mal absorpsi, kehilangan darah yang banyak (persalinan yang lalu, haid dan lain-lain ) dan penyakit-penyakit kronis: tbc, paru, cacing usus, malaria dan lain-lain.

Gejala dan tanda
Keluhan lemah, pucat, mudah pingsan sementara tensi masih dalam batas normal.
Diagnosis
Pemeriksaan kadar Hb dan darah tepi akan memberikan kesan pertama.
Penanganan
Terapi anemia defisiensi besi dengan preparat besi oral atau perenteral. Terapi oral dengan pemberian preparat besi : fero sulfat, fero gluconat atau Na-fero bisitrat.
Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan.
Program Nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 µg asam folat untuk profilaksis anemia.
Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg ( 20 ml )intravena atau 2 X 10 ml/ im pada gluteus, dapat meningkatkan Hb relating lebih cepat yaitu 2 gr %.
Pesan
wanita usia reproduksi agar mengkonsumsi obat penambah darah setiap haid. Tenaga Kesehatan agar memberikan KIE tentang obat penambah darah yang biasanya memiliki efek samping mual, sembelit, feses berwarna hitam serta memotivasi wanita usia reproduksi, hamil dan menyusui untuk mengkonsumsi obat penambah darah.

Referensi :
Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
Abdul Bari Saifuddin dkk
Penulis Maslikhah, S. SiT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar